PINUSI.COM - Menkeu Sri Mulyani mengatakan kebijakan automatic adjustment atau pencadangan belanja Kementerian/Lembaga (K/L) yang diblokir sementara pada pagu Belanja K/L tahun 2023 sebesar 5% itu dilakukan untuk menghadapai kondisi ketidakpastian ekonomi global dan gejolak geopolitik.
“Dalam situasi yang tidak pasti, tolong cadangkan dari belanja yang sudah kita alokasikan. Cadangkan itu artinya 95 persen Bapak dan Ibu sekalian tetap menggunakan anggaran yang sudah dialokasikan. Semua prioritas yang paling penting tetap jalan. Coba cadangkan 5 persen yang dianggap tidak prioritas,” kata Sri Mulyani dikutip dari situs resmi kemenkeu, Selasa (28/02/2023).
Maka dari itu, Sri Mulyani meminta masing K/L dapat memprioritaskan belanja yang penting saja, sehingga tetap dapat mencapai sasaran strategis dan program dari masing-masing K/L.
BACA LAINNYA: Jelang Tampil di WSBK Mandalika 2023, Pembalap Muslim Ini Makan Pecel Lele
"Setiap K/L harus tahu persis perbelanjaan mereka, bukan kami yang menentukan. Kita memberikan amplopnya besar itu dan kemudian beliau-beliau yang harus mengelolanya," ucap Sri Mulyani.
Di sisi lain, Sri Mulyani mengungkapkan belanja K/L sampai akhir tahun rata-rata sebesar 94 sampai 95 persen, tidak menyentuh angka 100 persen. Sehingga, pencadangan 5% itu tidak mempengaruhi kinerja dan tetap bisa mencapai target pembangunan dari masing-masing K/L.
“Biasanya belanjanya juga enggak sampai 100 persen. Yang paling hebat itu biasanya bisa 98 persen. Rata-rata mereka di 94 persen hingga 95 persen. So actually, saya itu sebetulnya mengatakan 5 persen yang sering enggak kepakai itu saya bintangin ya Bu, Pak. You can do semua programnya,” kata Menkeu.
BACA LAINNYA: Bandara Amsterdam Batasi Jet Pribadi demi Kurangi Kebisingan
Volatilitas juga dapat dilihat dari harga batu bara dan crude palm oil (CPO). Tahun 2022, harga batu bara melonjak hingga USD 400 per ton, kini harga batu bara sudah turun kisaran USD 200 per ton.
Sementara itu, CPO juga telah telah mengalami penurunan menjadi USD 900 per ton. Selain itu, harga minyak juga pernah mengalami kenaikan sehingga subsidi energi naiknya luar biasa yang tadinya Rp 150 T menjadi Rp 550 T.
“Kalau kita enggak redam, rakyat harus membayar harga minyak tiga kali lipat. Ekonomi pasti nyungsep. Itu subsidi dinikmati seluruh rakyat Indonesia sehingga ekonomi kita bisa tumbuh dari pajak juga. Jadi, tolong cadangkan dari belanja yang sudah kita alokasikan,” kata Menkeu.
Editor : Cipto Aldi
