Terdapat film dokumenter asal America yang mengangkat tokoh dan nasib pembunuh 7 pahlawan revolusi pada G30S/PKI.
PINUSI.COM – Indonesia selalu memperingati Hari Kesaktian Pancasila pada setiap tanggal 1 Oktober.
Hari tersebut diperingati untuk mengenang kembali sejarah dalam memperhtahankan ideologi bangsa Indonesia.
Biasanya, di istana negara selalu di adakan upacara sebagai penghormatan terhadap para pahlawan revolusi yang gugur saat peristiwa G30S/PKI.
Peristiwa G30S/PKI jelas sangat erat kaitannya dengan Hari Kesaktian Pancasila.
Pada tanggal 30 September sampai 1 Oktober 1965, 6 perwira tinggi dan 1 perwira menengah TNI AD telah gugur di tangan para komunis.
Dalam memperingati Hari Kesaktian Pancasila dan G30S/PKI, Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo mengunggah sebuah video di akun Twitter pribadinya yaitu @KRMTRoy Suryo2.
Beliau mengunggah sebuah video dokumenter karya salah satu stasiun televisi Amerika, National Broadcasting Company yang menayangkan film dokumenter G30S/PKI.
Dalam video tersebut tertera beberapa tokoh yang di duga menjadi pembunuh dari 7 pahlawan revolusi yang gugur. Berikut sosoknya:
Jenderal Besar Dr. Abdul Harris Nasution
Saat proses penangkapan Nasution oleh pasukan Tjakrabirawa, Kolonel Latief menjadi tersangka utama yang mengejar dan menjadi kepala penangkapan tersebut.
“ Ini Kolonel Latief yang mencoba membunuh Jenderal Nasution. Terluka dalam pengejaran dan sekarang menunggu persidangan. Selama bergabung dengan Gerakan, Latief sebagai pengarah taktik operasi “ tutur dokumenter.
Jenderal S. Parman
Kepala Intelijen Militer, terbunuh oleh orang diatas.
Ahmad Yani
Pria diatas terduga menembak Jenderal Ahmad Yani.
Deputi Panglima Angkatan Darat
Foto diatas merupakan terduga pembunuh Deputi Panglima Angkatan Darat
Pahlawan Revolusi Kecil, Ade Irma Nasution
Saat gagal dalam proses pengejaran A.H.Nasution, Anak kesayangannya Ade Irma Suryani Nasution terbunuh oleh Kopral Dua Hardiono.
“ Kopral Dua Hardiono gagal membunuh Jenderal Nasution, tetapi menembak adik perempuannya dan anak perempuannya lima kali. “ tutu dokumenter tersebut.
Pierre Tendean
PKI pada saat itu bersama organisasi wanita komunis (Gerwani) memiliki kelompok yang terdiri dari perempuan yang memegang alih mutilasi dan penyiksaan sebelum terjadinya pembunuhan.
PKI malam itu salah menangkap Pierre Tendean yang dikira Nasution, padahal beliau merupakan Ajudan Nasution.
Enda, menjadi salah satu perempuan pada malam itu yang menyiksa ajudan Nasution dengan pisau cukur.
“ Pada malam kudeta, Enda menyiksa ajudan Nasution sampai mati dengan pisau cukur. Mereka menyebutnya kematian seribu sayatan. “
Gerwani mengutus para gadis terpilih dan memberikan pelatihan seni penyiksaan selama 6 bulan oleh PKI. Sebagai bahan percobaan praktek seni yang mereka pelajari, mereka sempat menggunakan 4 manusia tak bersalah tanpa memiliki rasa empati.
Mereka juga bekerja pada pesta seks di malam sebelum upacara penyiksaan berlangsung.
Para gadis diimingi 10 dolar untuk melakukan pekerjaan tersebut, namun nyatanya tidak pernah di bayar.
Penangkapan Tersangka
Pada saat hari penangkapan, TNI di bantu oleh beberapa mahasiswa. Mereka menggeledah identitas warga setempat yang mencurigakan. Penangkapan tanpa surat resmi kemudian dilakukan saat terdapat perlawanan dan hal yang mereka tidak sukai dari warga.
“ lebih dari seratus tersangka seperti pria ini telah digiring. Semacam pengadilan buatan yang diawasi oleh perwira militer diadakan di gedung terdekat. Di sinilah entah bagaimana mereka menentukan tersangka mana yang akan ditahan. “
Enam puluh orang saat itu tertangkap di penjara atas kasus pembunuhan dengan nasib yang tidak menentu.
Berikut sosok pembunuh para pahlawan revolusi pada G30S/PKI. saksikan video dibawah untuk dokumenter yang lebih lengkap.
(tzy)