search:
|
PinNews

Immanuel Ebenezer: Jokowi Cuma Ingin Bayar Utang Perjanjian Batu Tulis yang Diingkari Megawati

Yohanes A.K. Corebima/ Sabtu, 27 Apr 2024 15:00 WIB
Immanuel Ebenezer: Jokowi Cuma Ingin Bayar Utang Perjanjian Batu Tulis yang Diingkari Megawati

Immanuel Ebenezer mengatakan, Presiden Joko Widodo telah melunasi perjanjian batu tulis yang diingkari Megawati Sukarnoputri dan PDIP. Foto: Istimewa


PINUSI.COM - Immanuel Ebenezer, Ketua Umum relawan Prabowo Mania dan Jokowi Mania (Joman),  mengatakan Presiden Joko Widodo telah melunasi perjanjian batu tulis yang diingkari Megawati Sukarnoputri dan PDIP. 

Menurut Noel, sapaan Immanuel Ebenezer, Jokowi membayar hal itu dengan memilih mendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2024. 

“Saya yakin sekali apa yang dilakukan Pak Jokowi cuma ingin membayar utang itu."

"Kalau Bu Mega tidak mampu membayarnya, biar saya yang membayarnya’,” kata Noel kepada wartawan, Sabtu (27/4/2024). 

Perjanjian batu tulis itu dibuat Megawati dan Prabowo beberapa tahun silam.

Salah satu  poin dari perjanjian itu adalah dukungan buat Prabowo Subianto untuk menjadi calon wakil presiden pada Pilpres 2014.

Namun, pada Pilpres 2014, Megawati justru mengusung Jokowi untuk melawan Prabowo, yang telah ia iming-imingi janji manis dalam perjanjian batu tulis. Pada Pilpres itu, Prabowo keok dilibas Jokowi. 

 “Ada yang namanya perjanjian Batu Tulis, yang isinya, salah satu poinnya, PDIP akan mengusung Pak Prabowo (sebagai calon presiden). Ternyata dalam prosesnya tidak,” ujar Noel. 

Karena Jokowi menjalankan misi  mulai melunasi janji-janji Megawati, maka kepala negara tak pantas distempel sebagai  pengkhianat partai, ketika dirinya memilih bersama Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024. 

Menurut Noel, cap pengkhianat yang dialamatkan para kader PDIP untuk Jokowi dirasa kurang pas.

Sebab, dalam peristiwa ini tak ada pihak yang dikhianati.  Justru, menurut Noel, pernyataan-pernyataan itu malah membuat PDIP menjadi partai politik yang kekanak-kanakan. 

“Seandainya ada diksi pengkhianatan dan sebagainya, saya rasa enggak ada yang dikhianati.”

 “(PDIP) akan menjadi partai yang seakan-akan kerdil karena beda pilihan, kemudian itu dianggap sebuah pengkhianatan. Ini tidak baik,” tambahnya. (*)



Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Yohanes A.K. Corebima

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook