Tesla memilih bangun pabrik di India, di saat Indonesia menanti kepastian jadi atau tidaknya berinvestasi.
PINUSI.COM – Tesla investasi di Indonesia, begitu lah kabar yang sedang santer terdengar beberapa waktu belakangan ini. Produsen kendaraan listrik besutan Elon Musk ini memang sempat mengatakan ingin berkunjung ke Indonesia untuk pembicaraan lebih lanjut.
Pemerintah memang cukup gencar melobi perusahaan asing untuk berinvestasi di tanah air, termasuk Tesla. Tapi belum lama ini ada kabar jika Tesla telah memilih India sebagai lokasi untuk membangun pabrik mobil listriknya.
Kepala BKPM, Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia, mengaku tidak tahu soal kepastian jadi atau tidaknya Tesla berinvestasi di Indonesia. Alasan ketidak tahuannya, karena uruan Tesla tidak di bawah komando Bahlil. "Kalau Tesla itu bawah komando langsung Kemenkomarves," kata Bahlil dalam forum diskusi Raker Kemendag, Kamis (4/3/2021).
Bahlil menyatakan tidak perlu kecewa bila nantinya Tesla tidak jadi berinvestasi di Indonesia, sebab menurutnya masih banyak calon investor potensial lainnya. Lagi pula, tambah dia, Tesla merupakan pendatang baru.
Selain itu, Bahlil mengungkapkan sudah banyak investasi lain dari perusahaan besar kelas dunia yang sudah masuk ke Indonesia. Di samping itu juga, kata Bahlil, setidaknya pemerintah sudah mendekati 11 perusahaan baterai dunia dalam setengah tahun terakhir.
Dia menambahkan, ada beberapa investor yang tertarik membangun pabrik baterai yakni LG Energy Solution dan China's Contemporary Amperex Technology (CATL). ) Dengan begitu, sudah masuk untuk produksi baterai terintegrasi dengan nilai investasi 5,2 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Menurutnya, pihak LG yang bekerja sama dengan Hyundai hingga BUMN akan melakukan ground breaking pabrik akhir bulan ini. Nantinya, tutur dia, semua proses produksi baterai listrik akan dilakukan di Indonesia mulai dari penambangan bahan bakunya, pembangunan pabrik pengolahan smelter, produksi prekursor, baterai mobil, sampai dengan daur ulang baterainya.
"LG mulai ground breaking Maret akhir untuk 10 gigawatt pertama. Ini investasi LG, Hyundai, juga Posco, dengan ada satu perusahaan dari Tiongkok, mereka lakukan kerja sama dengan BUMN Indonesia. Inilah bentuk yang akan kita lakukan ke depan agar material ore kita tidak hanya dipakai memenuhi stok pabrik-pabrik mereka di luar negeri," tandas Bahlil.