search:
|
PinNews

Bamsoet: Tampilkan Politik yang Bermartabat, Pembelajaran Bagi Generasi Muda

Stephanus Prasetio Dwi Hernanto / Senin, 05 Jun 2023 13:07 WIB
Bamsoet: Tampilkan Politik yang Bermartabat, Pembelajaran Bagi Generasi Muda

PINUSI.COM - Bambang Soesatyo Ketua MPR mengatakan tahun politik Pilpres dan Pileg 2024 hendaknya tidak dimanfaatkan untuk mengeskalasi benih-benih disharmoni dalam dinamika kehidupan masyarakat.

Sebaliknya, semua unsur kekuatan politik didorong untuk lebih menampilkan politik yang bermartabat guna mereduksi benih disharmoni itu.

"Akan menjadi sangat ideal jika agenda politik pemilihan umum (Pemilu) itu dijadikan momentum pembelajaran bagi generasi muda menggunakan hak politiknya, yakni hak memilih pemimpin nasional dan daerah, serta hak memilih para wakil mereka di parlemen." kata Bamsoet dikutip dari situs resmi MPR RI, Senin, (05/06/2023).

BACA LAINNYA: Politisi Gerindra Nilai UU Migas Perlu Direvisi untuk Tingkatkan Iklim Investasi

Dalam konteks pembelajaran politik itu, generasi muda, terutama generasi Z, diajak untuk menyoal dan menilai kompetensi calon pemimpin dan calon anggota legislatif (Caleg), rekam jejak, serta kepedulian calon pemimpin dan para Caleg pada ragam masalah sosial dan ekonomi yang mengemuka.

Sayangnya, gema pembelajaran itu tak jarang tenggelam oleh gelombang berita bohong (hoax) yang tentu saja bisa menyesatkan.

Selain hoax, semburan ujaran kebencian pun marak dialamatkan kepada para calon pemimpin. Masing-masing Komunitas simpatisan saling melancarkan serangan untuk memperburuk citra para calon pemimpin.

BACA LAINNYA: Ketua Komisi II DPR Bilang Suasana Politik Bakal Tak Kondusif Jika MK Ubah Sistem Pemilu Jadi Tertutup

Publik tahu bahwa saling serang antar-komunitas simpatisan seperti itu adalah pola lama yang dipraktikan lagi untuk mewarnai rangkaian persiapan Pemilu 2024. Saling menyemburkan ujaran kebencian itu adalah benih-benih disharmoni dalam masyarakat.

Sebagai benih, disharmoni itu memang bukan masalah baru. Sudah menjadi pemahaman bersama bahwa disharmoni itu terbentuk dari perbedaan sikap politik dan pilihan kelompok-kelompok masyarakat pada agenda Pemilu tahun-tahun terdahulu. Dengan begitu, tidak bijaksana jika disharmoni itu diwariskan kepada orang-orang muda semisal generasi Z.

Siapa pun yang berkehendak baik pasti tidak ingin disharmoni itu berkepanjangan, karena semua orang pada dasarnya ingin hidup berdampingan dengan rukun dan damai. Maka, dengan berbagai cara dan pendekatan, disharmoni itu harus diakhiri, cepat atau lambat.

https://pinusi.com/pinnews/ingin-dana-desa-ditambah-jadi-rp5-miliar-cak-imin-saya-frustasi-lihat-korupsi-di-mana-mana/

Editor : Costa Rando Masihin



Penulis: Stephanus Prasetio Dwi Hernanto

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook